GEN TERKAIT DEMENSIA PERPARAH COVID-19.

Memiliki gen yang salah terkait demensia menggandakan risiko terkena Covid-19 atau penyakit yang disebabkan virus korona baru yang parah. Para peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Exeter dan Universitas Connecticut menganalisa data dari Biobank Inggris, dan menemukan risiko tinggi Covid-19 yang parah di antara para peserta keturunan Eropa yang membawa dua salinan gen APOE yang salah ( disebut e4e4 ). Satu dari 36 orang keturunan Eropa memiliki dua salinan gen yang salah, dan ini meningkatkan risiko penyakit alzheimer hingga 14 kali lipat, serta risiko penyakit jantung.

PEMBATASAN ASUPAN KALORI CEGAH PENUAAN.

Pembatasan asupan kalori pada orang dewasa mencegah penuaan sel. Penuaan jadi faktor risiko banyak penyakit, termasuk kanker, demensia, dan diabetes. Studi terbaru menunjukkan, pembatasan asupan kalori jadi intervensi efektif penyakit terkait usia.

DIET KETO MEMBANTU MELAWAN VIRUS INFLUENZA.

Diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat seperti rejimen keto melawan virus influensa. Dalam uji coba tikus, diet melawan virus influensa lebih baik dibandingkan tikus yang mengonsumsi pangan tinggi karbohidrat. Hasil kajian peneliti dari Yale University, Amerika Serikat, itu dipublikasikan di jurnal Science Immunology, Jumat ( 15/11/2019 ).

PONSEL DAN MEDSOS BISA POSITIF UNTUK REMAJA.

Telepon pintar dan media sosial dianggap mengganggu perkembangan jiwa remaja. Studi terbaru menunjukkan, penggunaan telepon genggam dan media sosial di kalangan remaja juga membawa manfaat positif, yaitu mengurangi tekanan mental. Studi ini menyurvei lebih dari 2.000 remaja dan kemudian secara intensif melacak hampir 400 remaja di North Carolina, Amerika Serikat, dalam menggunakan telepon pintar dan media sosial.

SUPLEMENTASI MANNOSE UNTUK ATASI KANKER.

Suplementasi gizi bisa memperlambat perkembangan beberapa jenis kanker dan mendorong efek terapi. Hasil studi itu dipublikasikan di jurnal Nature. Miturut hasil uji coba pada tikus dengan kanker kulit, kanker paru, dan pankreas yang diberi mannose, jenis gula pada cranberi dan buah lain, memperlambat tumor tanpa efek samping berarti.

BERITA PALSU MENYEBAR LEBIH CEPAT.

Penelitian terbaru menemukan, berita palsu atau hoaks tersebar lebih cepat di media sosial Twitter dibandingkan informasi lebih akurat. Temuan yang dipublikasikan para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology di jurnal Science pada 12 Maret 2018 ini menemukan, kecepatan penyebaran itu bukan karena diprogram, melainkan justru disebabkan orang lebih suka membagi berita tak akurat. Berita palsu rata-rata dicuit ulang 70 persen lebih banyak dibandingkan informasi berdasarkan fakta.

LUKA YANG TERJADI SIANG HARI LEBIH CEPAT SEMBUH.

Luka yang terjadi siang hari lebih cepat sembuh daripada yang terjadi malam hari. Studi di Laboratoriom Biologi Molekuler Konsil Riset Kedokteran Inggris ( LMB MRC ) pada 118 pasien luka bakar menunjukkan, luka bakar malam hari butuh 28 hari untuk sembuh dan yang terjadi siang hari butuh 17 hari. Itu karena efek jam biologis tubuh di setiap sel manusia pada siklus 24 jam.

MOLEKUL GABA BANTU LUPAKAN MEMORI BURUK.

Saat manusia tak mau mengingat pikiran dan memori tak diinginkan, seperti pertengkaran dengan saudara atau bau tak sedap akibat berdesakan di kereta komuter, molekul asam gama-aminobutirik, ( gamma-aminobutyric acid / GABA ) berperan penting menekan pikiran atau memori tak diinginkan di bagian otak yang disebut hipokampus. GABA ialah senyawa neurotransmiter atau pembawa pesan kimia di sistem saraf pusat mamalia.

TRANSPLANTASI KEPALA PADA TIKUS BERHASIL.

Pakar bedah saraf Italia yang kontroversial, Sergio Canavero, dan Xiaoping Ren dari Harbin Medical University, China, melaporkan operasi transplantasi kepala dari satu tikus ke tikus lain bertubuh lebih besar di jurnal ilmiah CNS Neuroscience and Therapeutics seperti ditulis Newsweek, Kamis (27/4 ). Mereka memakai tiga ekor tikus.Tikus pertama memasok darah bagi dua tikus lain.

DNA MANUSIA PURBA BISA DIDAPAT DARI DEBU. DI GOA.

Rekonstruksi sejarah manusia kini dapat dilakukan dengan menjejaki DNA ( deoxyribo nucleic acid ) dari debu, tidak harus dari sisa telulang. Temuan tersebut dimuat dalam jurnal Science, Kamis ( 27/4 ). ” Banyak goa dengan temuan peralatan dari batu, tetapi ada sisa-sisa tulang, ” ujar Matthias Meyer, ahli genetika Evolutionary Anthropology pada Max Planck Institute di Leipzig, Jerman, penulis rekan dalam laporan itu.