Selama tiga pekan terakhir, nasib seekor merpati balap yang ditemukan di Melbourne, Australia, menjadi pertanyaan. Sampai Kamis ( 14/1/2020 ), merpati itu ditetapkan sebagai sumber ancaman bagi keamanan hayati Australia. Otoritas Australia khawatir burung itu membawa penyakit dan berniat membunuhnya.
Alasannya, merpati itu diduga terbang sejauh 13.000 kilometer dari Oregon, Amerika Serikat. Dengan kata lain, merpati itu adalah pendatang ilegal di Australia. Pelaksana tugas Perdana Menteri Australia Michael McCormack mengatakan, tidak ada ampun bagi burung asal AS tersebut.
Sementara seorang anggota parlemen di Victoria, Andy Meddick, berharap ada pengampunan untuk burung itu. Dugaan muasal merpati itu berdasarkan pita pengenal di kakinya. Belakangan, pengurus Asosiasi Merpati Balap AS menyebut pita di kaki merpati itu bukan pita asli dari AS.

Australia akan membunuh merpati yang melintasi Pasifik yang disinyalir membawa kuman penyakit ditengarai sebagai pendatang ilegal yang masuk negara Australia tanpa izin.
” Pita burung di Australia itu palsu dan tidak bisa dilancak, ” kata Manajer Pengembangan Olahraga pada Asosiasi Merpati Balap AS, Deone Roberts, Jumat ( 15/1 ), di Oklahoma. Departemen Pertanian Australia juga memiliki dugaan serupa.
Setelah melakukan penyelidikan, instansi tersebut dalam sebuah pernyataan mengatakan, merpati yang dinamai Joe itu berasal dari Australia dan tidak menimbulkan risiko pada ketahanan hayati di Australia.
AP / RAZ.
Tinggalkan Balasan