Para demonstran menggelar aksi unjuk rasa di kota Manila untuk mendesak presiden Aquino mengintervensi putusan pengadilan China yang menjatuhkan vonis hukuman mati terhadap 3 warga negara Filipina, Senin 28/03/2011. Ke 3 warga negara Filipina tersebut sebelumnya ditangkap karena diduga terlibat kasus penyelundupan narkotika jenis heroin.

Puluhan demonstran itu menggelar aksi unjuk rasa ketika mendengar ketiga terdakwa akan dieksekusi 30 Maret 2011. Mereka mendesak pemerintah Filipina melakukan negoisasi dengan China hingga menit terakhir. Dengan harapan agar hukuman terhadap warga Filipina itu diringankan. Saat itu keluarga ketiga terpidana mati telah bertolak dari Filipina menuju China selatan untuk dapat bertemu mereka sebagai kesempatan terakhir.

Ketiga warga negara Filipina yang dijatuhi hukuman mati sebelumnya ditangkap di sejumlah lokasi berbeda karena kedapatan membawa 4 hingga 6 kilogram heroin ke China pada tahun 2008. Berdasarkan undang-undang hukum China penyelundupan narkotika memiliki konsekuensi hukuman berat. Penyelundup yang tertangkap membawa lebih dari 50 gram heroin atau berbagai narkotika lainnya, dapat dijatuhi vonis hukuman mati.

Selain unjuk rasa di Manila, Aktivis HAM Filipina doa bersama di Hong Kong, Selasa, 29 Maret 2011. ( AP Photo/Kin Cheung ).

Sebagaimana dilansir Viva News akhirnya tiga warga Filipina tersangka penyelundup heroin tersebut, dihukum mati di China Rabu 30 maret 2011. Serangkaian upaya banding dan lobi para pemimpin tidak sanggup menangguhkan hukuman tersebut. Sebelum menemui ajalnya, ketiga tervonis mati ini diperbolehkan untuk bertemu dengan keluarganya selama satu jam. Kasus ini telah lama menjadi sorotan publik dan aktivis Filipina yang menuntut pembebasan terdakwa.

Seperti dimuat di laman Associated Press, pemerintah Filipina mengumumkan tiga warga negaranya, yaitu Sally Ordinario, 32, Ramon Credo, 42, dan Elizabeth Batain, 38, dieksekusi pada Rabu pagi dengan cara disuntik mati. Ordinario dan Credo dieksekusi di kota Xiamen, sedangkan Batain di kota Shenzen.

Menurut laporan dari Konsulat Jenderal Filipina di China, Noel Novicio, ketiganya tidak mengetahui kalau eksekusi mati akan dilakukan pada hari itu. Pengumuman resmi baru keluar paga Rabu pagi, sesaat sebelum eksekusi dilakukan. Ini adalah  kali pertama warga negara Filipina dihukum mati di China.

Sumber : Reuters/Philippines in Death Penalty Rally.