Work hard, play hard. Orang Jepang dikenal sebagai pekerja keras. Namun, mereka juga tak lupa bermain. Sabtu ( 25/5/2019 ) lalu, di kota Ito, Prefektur Shizuoka – 150 kilometer selatan Tokyo – digelar kualifikasi Kejuaraan Adu Bantal, diikuti 16 tim di wilayah itu.

Mereka memperebutkan tiket kualifikasi ke kejuaraan nasional yang akan diikuti 64 tim dan digelar Februari 2020. Permainan adu bantal ini berasal dari tradisi lama di Jepang saat anak-anak tidur di luar rumah atau dalam perjalanan tur sekolah tanpa pengawasan guru dan orangtua. Permainan berdurasi dua menit ini mempertemukan dua tim masing-masing beranggotakan lima orang.

Acara perang bantal berawal dari gagasan sekelompok anak-anak sekolah menengah Shizuoka. Mereka menciptakan permainan sebagai penghargaan terhadap tradisi lama anak-anak yang bertarung dengan bantal selama menginap atau perjalanan tur sekolah. Permainan dimulai dengan tim yang terdiri dari lima pemain tidur di bawah selimut di futon. Di tengah keheningan tidur, tiba-tiba peluit berbunyi masing-masing pemain bangun. Serentak mereka melompat, berdiri, dan meraih bantal ketika aksi dimulai. Tujuan permainan ini adalah agar tim menabrak Raja lawan dengan bantal sementara juga melindungi Raja mereka sendiri dari serangan. Satu pemain diizinkan menggunakan duvet sebagai tameng. Foto : Reuters / Jack Tarrant

Diawali tidur di bawah selimut di atas matras, kelima pemain bangun dan berlari mengambil bantal. Dalam tim, satu pemain berperan jadi Raja yang dibidik dengan lemparan bantal. Raja harus dilindungi dengan selimut atau menghindari lemparan bantal lawan.

Permainan sederhana ini sudah bikin orang Jepang senang dan mungkin juga bahagia. Bahagia itu sederhana…..

Reuters / SAM.