Memelihara anjing, hewan setia dan protektif, memberi kesejahteraan emosional bagi pemiliknya. Studi Johns Hopkins Medicine menunjukkan, berada di sekitar ” sahabat manusia ” sejak usia dini bermanfaat bagi kesehatan dan mengurangi risiko skizofrenia saat dewasa. ” Gangguan kejiwaan dikaitkan perubahan sistem kekebalan terkait paparan lingkungan pada awal kehidupan, ” kata Robert Yolken, MD, profesor neurovirologi di bidang pediatri di Johns Hopkins Children’s Center, dan penulis utama studi yang dipublikasikan di jurnal PLOS One.
PELIHARA ANJING TURUNKAN RISIKO SKIZOFRENIA.
Januari 30, 2020
Ilmu Pengetahuan anjing, binatang kesayangan, gangguan kejiwaan, hewan setia, kucing, skizofrenia, usia dini Tinggalkan komentar
BAGIAN OTAK TERKAIT DEPRESI DITEMUKAN.
Februari 20, 2016
Ilmu Pengetahuan depresi, genetika, korteks orbital, otak kiri, psikiatri, skizofrenia, tikus Tinggalkan komentar
Gejala umum sejumlah gangguan psikiatri, termasuk depresi dan skizofrenia, adalah anhedonia atau ketidakmampuan merasakan kesenangan saat beraktivitas, yang dalam kondisi normal seharusnya menyenangkan. Selama ini, bagian otak pemicu anhedonia belum diketahui. Riset sebelumnya menyebut, anhedonia terkait bagian otak di belakang dahi yang disebut korteks prefontal medial ( KPM ) yang berfungsi berpikir tentang diri dan orang lain, serta mengorganisasikan informasi.
SUMBER SEL PUNCA DARI OTAK JENAZAH.
Oktober 23, 2012
Ilmu Pengetahuan au tisme, denyut, jantung, jenazah, mati, mental, otak, peneliti, punca, sel, skizofrenia 1 Komentar
Otak jenazah saat manusia telah mati, proses hidup bagian-bagian tubuh manusia tidak berakhir bersamaan. Setelah paru-paru berhenti, jantung berhenti berdetak, otak berhenti bekerja, tubuh mulai mendingin dan tanda-tanda vital kehidupan menghilang, masih ada sel-sel tubuh yang bertahan hidup hingga beberapa minggu. Para peneliti dapat memanen sel yang masih hidup dari kulit kepala dan lapisan otak jenazah manusia dan memprogramnya menjadi sel punca.
Sel punca yaitu sel yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi berbagai jenis sel dalam tubuh. Adapun proses yang dilakukan peneliti adalah dengan mengambil fibroblas sel jaringan ikat dari kulit kepala dan lapisan otak dari 146 donor untuk diinduksi menjadi sel punca pluripoten. ” Kami dapat mengatur jaringan sel hidup dari orang mati pada skala yang lebih besar dibandingkan sebelumnya, ” kata Thomas Hyde, peneliti dari Institut Pengembangan Otak Lieber, di Baltimore, Amerika Serikat, kepada Livescience, Selasa ( 16/10 ).
Komentar Terbaru