Tiada yang lebih gembira di saat musim hujan tiba selain Pak Tani dan Sang Kodok. Betapa tidak musim hujan boleh disebut sebagai musim yang dirindukan untuk kembali mengolah sawah buat menanam padi. Demikian halnya Sang Kodok yang hidup di dua alam akan bergembira ria menceburkan diri di genangan air hujan yang mengalir ke sawah dan selokan sehingga menambah riuhnya celotehan sang kodok mengorek di malam hari. Musim hujan tiba setelah kemarau panjang yang panas seolah memberi kesegaran dan kesejukan tersendiri bagi kita yang hidup di daerah khatulistiwa.

Akan tetapi hujan yang jatuh ke bumi tidak saja menghadirkan keromantisan Pak Tani dengan Kerbaunya berikut Sang Kodok dengan nyanyiannya, namun juga perlu menghadirkan kewaspadaan kita agar tidak membuang sampah ke aliran sungai yang kerap dituding sebagai biang terjadinya banjir. Bila tidak hati-hati menjaga diri dan sikap waspada menjaga lingkungan, hujan yang menjadi rahmat bagi manusia akan menjadi bencana dan tentu saja penyakit musiman.

Lainnya