Beranda

LAPORAN NGEBLOG TAHUN 2015.

Tinggalkan komentar

Dalam pembuatan film melibatkan banyak unsur kerabat kerja. Selain pemain film yang nanti muncul gambarnya, tak lupa pula di akhir film akan dicantumkan susunan kerabat kerja yang mendukung kegiatan produksi baik di lokasi shooting ataupun yang mengerjakan tahap akhir produksi di studio, yaitu editing, mixing, dan prosesing film siap tayang. Nah, di tahap akhir inilah segala rincian kegiatan pengambilan gambar yang berulang-ulang adegannya akan di-edit baik gambar dan suara, sehingga menjadi sinkron satu kesatuan utuh sebuah produksi film siap tonton.

Detail dari mesin editing film 16 dan 35 mm dimana jalur film dan suara terpisah reel nya. Sinkronisasi gambar dan suara dikerjakan di mesin editing ini.

Editor film menyunting gambar dan suara menggunakan mesin editing film 16 dan 35 mm. Di mesin  editing ini jalur film dan suara terpisah reel nya. Sinkronisasi gambar dan suara scene per scene bahkan shot per shot gambar dikerjakan dengan pedoman papan klaper yang terekam di awal adegan. Pekerjaan menyunting gambar dan suara saat ini sudah digantikan dengan komputer yang mempermudah Editor  Film atau Video bekerja menyunting gambar dan suara.

Demikian pula dengan kegiatan ngeblog yang sudah sehat dengan reiki kundalini jalani sejak akhir tahun 2010 hingga  akhir tahun 2015 hari ini, banyak tulisan telah terbit selama kurun waktu itu. Ada tulisan yang dikomentari ada pula yang tidak dikomentari pembaca.  Blog ini lahir dari kelanjutan blog lama yang telah tutup layar, hanya gara-gara komentar spam, saya moderasi membuat kerabat kerja yang ada di belakang layar tempat  saya menulis murka, sehingga kena pinalti tanpa saya bisa membela diri.

Lainnya

TETAP SEHAT SEKALIPUN DULU SERING KERJA LEMBUR.

Tinggalkan komentar

Banyak orang yang sudah tahu sumber penyakit namun tidak menyadari adanya gangguan kesehatan pada tubuhnya. Penyakit bisa datang dari  hal yang terkesan remeh,  tetapi jika tak ditangkal sejak awal bisa berakibat fatal. Sumber penyakit datang karena tubuh sudah lelah karena habis kerja berat menyelesaikan pekerjaan yang menumpuk.

Masih terbayang pada ingatan beberapa waktu lalu, seorang pekerja di bidang periklanan meninggal akibat bekerja maraton selama  30 jam tanpa henti. Memang profesi di bidang media massa sering bekerja tanpa mengenal jam kerja layaknya pekerja kantoran yang dipatok sekitar 8 jam. Para  pekerja di bidang media massa terpaksa kerja lembur, bahkan di saat orang sudah berangkat ke peraduan, mereka  masih asyik dengan pekerjaannya.

Lainnya

JURU SUARA FILM DAN CATATAN SHOOTING FILM.

Tinggalkan komentar

Saat pelaksanaan shooting film dimana kamera yang berfungsi merekam gambar dan tape recorder ( nagra ) yang berfungsi merekam suara agar mempunyai kecepatan sama, diperlukan adanya crystal pilot syncronization yang berada di bodi kamera dan tape recorder ( nagra ). Alat ini diinstal pada kamera film yang dilengkapi crystal oscilator, berfungsi mengatur kecepatan kamera film supaya konstan saat sedang merekam gambar dan suara.

Crystal Oscillator ini menghasilkan frekwensi yang sangat tepat dan hanya mempunyai kesalahan sebesar 0,001%. Sedangkan tape recorder atau kita sebut saja Nagra dalam fungsinya merekam suara, juga dilengkapi dengan crystal oscillator untuk menghasilkan frekwensi 50 Hz. Untuk Amerika dan Kanada frekwensi crystal oscilator 60 Hz.

Lainnya

REKAMAN GAMBAR SEKALIGUS EDITING.

Tinggalkan komentar

Rekaman sebuah acara televisi bisa dilakukan dengan cara jumping shot/scene ataupun urut berdasarkan shooting sript. Dalam rekaman gambar model jumping shot yang perlu diperhatikan adalah akhir sebuah shot/scene posisi frame size gambar harus dicatat apakah LS, MS atau Cup. Kemudian awal shot/scene berikutnya juga ditandai apakah size gambar LS, MS atau Close Up.

Sedangkan rekaman gambar model urut linear dimungkinkan apabila dalam sebuah rekaman gambar dipergunakan triple atau empat bahkan lima kamera sekaligus yang bersama-sama dalam waktu bersamaan menyorot objek di mana antara kamera satu dengan lainnya format gambar (size) berbeda ukurannya. Beda ukuran gambar yang diambil juru kamera karena perintah Pengarah Acara ( Sutradara) dan melalui Pemadu Gambar kelima gambar yang tampil di monitor lalu di padukan menjadi satu gambar sebagai gambar yang on air (bila siaran langsung) atau recording (bila rekaman).

Lainnya

PROSESING FILM DAN EDITING FILM 16 MM

Tinggalkan komentar

Ketika shooting film usai tiba giliran Laboratorium Film memproses seluruh exposed film yang telah diserahkan Asisten Juru Kamera. Setiap reel film selalu ada catatan mengenai pemakaian asa film, day or night pengambilan gambar di lokasi shooting. Juga catatan ringkas isi adegan yang telah di shot. Semua catatan itu diperlukan petugas laboratorium film untuk menentukan final prosesing kelak ketika film sudah selesai diedit dan siap dibuatkan master print lengkap dengan titel, efek transisi gambar dan pencahayaan.

Bila pemakaian film reversal baik Kodak atau Fuji gambar langsung dapat dilihat ketika proses editing. Sedangkan bila memakai film negative dari kedua merk film itu maka prosesing film di editing melalui tahapan sebagai berikut ini:
1. Film hasil shooting lalu diproses negative lebih dulu (seperti klise pada foto).
2. Selesai proses negative film lalu dicetak menjadi positif sebagai bahan editing film. Film positif ini disebut work print atau rush copy karena dengan film inilah editor memotong dan menyambung film. Film ini boleh dicoret, dipotong lalu disambung kembali. Sementara master negative film tetap utuh dan akan dipotong-potong ketika proses editing selesai. Apabila editor memerlukan print ulang maka master negative inilah yang dicetak ulang dalam bentuk film positif. Disebut positif karena film ini belum dikoreksi pewarnaannya juga pencahayaan oleh petugas labortorium film.

Lainnya

REKAMAN SUARA PADA FILM 16 MM.

Tinggalkan komentar

Ini adalah catatan yang tercecer yang pernah menjadi sejarah pembuatan film 16 mm di industri perfilman nasional khususnya di media Televisi Republik Indonesia di Senayan Jakarta. Perekaman suara film televisi saat itu mengenal 2 jenis perekaman suara single sistem dan double sistem. Televisi Republik Indonesia dekade 1962 hingga tahun 1997 dalam melaksanakan pembuatan mata acara siaran selalu menggunakan media seluloid 16 mm sekaligus perekaman suara film itu dalam format 1/4 inchi.

Dalam rekaman suara single sistem ini gambar dan suara direkam secara bersamaan oleh kamera film pada medium yang sama. Pada salah satu tepi film tersebut terdapat lapisan pita magnetik yang merupakan tempat suara direkam.Lapisan ini disebut magnetic strip berwarna coklat menempel di sisi film. Sedangkan camera film untuk merekam gambar sekaligus suara mempunyai record head di dalam bodi camera. Karena gambar yang direkam gerakannya terputus-putus (intermittent motion) sedangkan untuk suara diperlukan gerakan yang datar ( non intermittent atau flutter free motion ) maka harus ada jarak antara gambar dan suara sepanjang 28 frame yang merupakan jarak suara magnetis.

Lainnya