Tsunami raksasa yang melanda Alaska pada 1964 diketahui menyebarkan jamur patogen Cryptococcus gattii ke daratan, dan menjadi pemicu penyakit mematikan. Kajian ini dipublikasikan David M Engelthaler dari Translational Genomics Research Insitute, Arizona dan Arturo Casadeval dari Johns Hopkins University di jurnal mBio edisi Oktober 2019. Cryptococcus gattii merupakan jamur patogen yang awalnya ditemukan di perairan hangat, seperti Astralia, Papua Niugini, serta di beberapa bagian Eropa, Afrika, dan Amerika Selatan, yaitu Brasil.

Ahli mikrobiologi Arturo Casadevall, salah satu penulis penelitian ini, mengatakan, penemuan ini membawa implikasi yang signifikan untuk penyebaran penyakit setelah bencana alam karena gempa bumi tektonik terjadi. “Jika hipotesis ini benar,” kata Casadevall, maka pada akhirnya kita mungkin akan melihat wabah serupa C. gattii, atau jamur serupa, di daerah yang dibanjiri oleh tsunami di Indonesia 2004 dan tsunami Jepang 2011.” Ilustrasi Foto : Peta waktu perjalanan yang dihitung saat tsunami tektonik yang dihasilkan oleh gempa bumi Prince William Sound 1964 di Alaska. Gambar : Oleh NGDC CC BY-SA 3.0

Transportasi jamur. Panah biru mewakili perjalanan pengiriman, panah oranye menunjukkan aliran air dari gelombang tsunami. Area hijau menunjukkan di mana c. gattii tersebar luas di tanah dan pohon. Berdasarkan gambar dari David M. Engelthaler, Arturo Casadevall.
Dua peneliti merekonstruksi bagaimana jamur mematikan ini tersebar luas di hutan dekat pantai di sepanjang wilayah Pasific Northwest. Menurut analisis mereka, air tsunami akibat gempa berkekuatan M 9,2 pada 1964 membawa jamur ke darat.
Sumber : Kilas Iptek / AIK.
Tinggalkan Balasan