Mengikuti maraton adalah hal yang akhir-akhir ini menjadi bagian dari gaya hidup sehat. Namun, bagi seorang akuntan, seorang pengusaha, dan seorang promotor tinju Afrika Selatan, olahraga berat itu juga menjadi sarana mengampanyekan penanaman lagi tanaman-tanaman lokal. Tidak tanggung-tanggung, dalam gelaran Maraton Cape Town, Minggu ( 15/92019 ) lalu, mereka mengikatkan pohon-pohon muda di punggung mereka.

Aktivis Siyabulela Sokomani merayakan kegembiraan saat ia mendekati garis finish Maraton Cape Town, di Afrika Selatan 15 September 2019. Ia adalah salah satu dari kelompok 20 pelari yang berpartisipasi dalam maraton dengan mengikat pohon muda di punggung mereka. Foto : Reuters

Sokomani dan mitranya Ondela Manjezi adalah pendiri NGO Township Farmers, sebuah organisasi yang menanam pohon di Khayelitsha. Siyabulela Sokomani, memimpin sebuah tim yang terdiri dari 18 juru kampanye yang melintasi garis start pagi ini dengan pohon-pohon yang diikat di punggung mereka. Sokomani dan timnya akan berlari sejauh 42 km dengan pohon muda yang ditaruh dalam ransel di punggung . Green run bertujuan untuk membawa kesadaran akan kerawanan pangan, perlindungan lingkungan, dan kebutuhan akan pengembangan masyarakat yang berkelanjutan di wilayah-wilayah kota Afrika Selatan.
Salah satu dari mereka, yaitu Siyabulela Sokomani, berlari sambil membawa zaitun liar. Bersama dengan 20 teman lainnya, mereka mempromosikan penanaman pohon endemik, menggantikan spesies invasif yang haus air, demi mengatasi kekeringan dan perubahan iklim.
Tahun lalu, Cape Town didera kekeringan, terburuk dalam 100 tahun terakhir. Mereka hampir kehabisan air dan memaksa pihak berwenang menerapkan penjatahan air.
Reuters / JOS.
Tinggalkan Balasan