Demi mendukung kelestarian lingkungan hidup, ratusan warga Turki, Minggu ( 18/8/2019 ), menghadiri resital piano yang digelar oleh komposer Fazil Say. Acara itu digelar sebagai bentuk protes atas penggundulan hutan di wilayah Kirazli, Provinsi Canakkale, Turki, yang bakal digunakan untuk pembangunan tambang emas. Sebelumnya, selama dua minggu terakhir, pengembangan tambang emas di tengah hutan itu telah mendapat perlawanan sengit dari para aktivis.

Mereka harus mengampanyekan penolakan atas tambang itu, yang pengembangannya menyebabkan puluhan ribu harus ditebang. Selain itu, para aktivis berpendapat, operasi tambang di wilayah itu dapat merusak lingkungan. Namun, otoritas setempat membantah klaim itu.

Ratusan orang Turki pada hari Minggu menghadiri resital piano oleh komposer Fazil Say sebagai protes atas penggundulan hutan untuk pembangunan tambang emas sianida di Turki barat laut. Perusahaan pertambangan Kanada, Alamos Gold Inc., yang telah membeli situs tersebut di dekat kota Kirazli di provinsi Canakkale, telah menghadapi perlawanan keras dari para aktivis selama dua minggu terakhir.

Para pencinta lingkungan telah berkampanye untuk menghentikan pembangunan tambang atas tuduhan bahwa puluhan ribu pohon harus ditebang. Namun, pihak berwenang membantah pernyataan ini bahwa hanya sekitar 13.000 pohon telah ditebang dan mereka akan menanam kembali pohon tersebut. Aktivis berpendapat bahwa kegiatan terkait tambang di wilayah tersebut dapat merusak lingkungan.

Mereka mengatakan, hanya sekitar 13.000 pohon yang ditebang dan mereka pun akan menanami wilayah itu lagi. Terkait konser, setelah pertunjukan usai, para penonton berjalan menuju lokasi tambang sebagai wujud protes.

Ternyata unjuk rasa pun dapat dilakukan dengan cara simpatik.

AFP / JOS.