Warga Beijing, China, kini punya tempat melampiaskan kemarahan. ” Ruang untuk marah ” itu diberi nama Smash, dibuka sejak September lalu, sebagai semacam katup pelepas rasa marah atau frustasi di tengah tekanan hidup di kota besar seperti Beijing. Tidak gratis memang. Pengunjung dikenai bayaran sesuai benda yang akan menjadi sasaran pelampiasan kemarahan.

Qiu Siyu, siswi SMA, dan dua rekannya membayar 158 yuan ( sekitar 23 dollar AS atau Rp 325.000 ) untuk menghabiskan waktu setengah jam di Smash, menghancurkan botol, radio tua, telepon, alat pengeras suara, alat pemasak nasi, dan maneken dengan tongkat pemukul bisbol. Saat melampiaskan kemarahan dengan menghancurkan perkakas itu, pengunjung bisa minta musik yang diinginkan dan diputar keras-keras. Agar tidak terkena pecahan, pengunjung mengenakan alat pelindung kepala.

Daripada mengamuk dan merusak barang perabotan di rumah, pengunjung Smash bisa melampiaskan kemarahan di tempat ini. Pengunjung boleh menghancurkan perabotan yang disediakan pengelola sampai puas, cukup dengan membayar 158 yuan untuk 30 menit.

Setelah puas menghancurkan botol menjadi berkeping-keping, Qiu tertawa puas. Lega rasanya melampiaskan kemarahan di Smash.

” Lega rasanya menghancurkan dan melihat botol-botol itu pecah berkeping-keping, ” ujar Qiu ( 16 ) sambil tersenyum. Miturut Jin Meng ( 35 ), satu dari dua pendiri Smash, sejak dibuka, para pelanggannya menghancurkan sekitar 15.000 botol per bulan. Per bulan, sekitar 600 orang, rata-rata berusia 20-35 tahun, berkunjung ke Smash.

” Pernah ada seorang perempuan membawa foto perkawinannya ke sini dan menghancurkan semuanya, ” tambah Jin. Waduh!

Reuters / SAM.