Dua desa di China selatan, yakni Guolong dan Beishan, selama 200 tahun ini menerapkan peraturan yang aneh. Mereka melarang warga masing-masing desa saling menikah satu sama lain. Namun, peraturan itu akhirnya dihapuskan pada Minggu ( 6/5/2018 ) lalu.

Alasan penghapusan peraturan itu sangat praktis, tidak ada satu pun warga dari kedua desa yang ingat siapa yang memulai larangan menikah tersebut pertama kali. Para perwakilan dari Desa Guolong dan Beishan, yang sama-sama terletak di Puning, Provinsi Guangdong, Minggu, mengadakan upacara perdamaian. Lewat upacara ini, seperti dilaporkan globaltimes.cn, permusuhan di antara kedua desa yang berusia dua abad resmi berakhir.

Dua desa di Guangdong telah melarang perkawinan warganya selama lebih dari 200 tahun. Peraturan aneh ini akhirnya dibubarkan, Minggu 6 Mei 2018. Dengan kata lain, pria atau wanita warga desa Guolong boleh menikah dengan wanita dan pria warga desa Beishan. Plakat perdamaian dipegang tokoh masyarakat ke dua desa yang menandakan, mulai saat ini mereka bisa bekerja sama lagi dalam berbagai bidang kehidupan sosial, salah satunya, warga boleh menikah jika merasa sudah cocok satu sama lain.

Seperti hubungan dua negara, masing-masing perwakilan desa menandatangani perjanjian untuk memulai kerja sama di bidang pendidikan, ekonomi, lingkungan, serta kebudayaan. Guolong memiliki sekitar 24.000 warga yang memiliki marga Zhuang, sementara Beishan, yang berpenduduk 16.000 orang, menjadi rumah bagi orang bermarga Xu. Mereka semua hanya terpisah 6 kilometer.

” Permusuhan itu terjadi dulu. Kami tidak bisa membiarkan kaum muda kembali menderita, ” kata Zhuang Junfa, pemimpin Asosiasi Kesejahteraan Guolong.

ATO.