Terlindunginya seseorang dari penyakit malaria yang paling ganas berkaitan dengan variasi genetika sel darah merahnya. Pusat Penelitian Genetika Manusia Institut Wellcome Trust Sanger, Inggris, menemukan pengaturan gen reseptor glikoforin sel darah merah menurunkan risiko malaria berat hingga 40 persen. Variasi gen glikoforin itutak umum di Afrika, kawasan dengan penularan malaria tertinggi di dunia sekaligus penyebaran Plasmodium faleiparum, parasit pemicu malaria terganas.

Penyakit malaria merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh nyamuk Anopheles. Nyamuk tersebut membawa parasit plasmodium, seseorang yang digigit oleh nyamuk ini akan segera menyebar melalui peredaran darah. Sehingga jika tidak segera mendapat perawatan dapat menyebabkan kematian.
Parasit itu menginfeksi sel darah manusia dan masuk melalui reseptor di permukaan sel. Glikoforin dan reseptor lain akan mengkikat Plasmodium. “Orang dengan susunan gen GYPA, ( glikoforin A ) dan GYPB ( glikoforin B ) yang kompleks tak akan mengalami komplikasi malaria parah, ” kata Ellen Leffer dari Universitas Oxford, Inggris, kepada Sciencedaily.com, Kamis ( 18/5 ).
Sumber : Kilas Iptek / Science Daily / MZW.
Tinggalkan Balasan