Dokter kini bisa memilih terapi yang lebih cocok bagi pasien depresi. Miturut Dr Madhukar Trivedi, pemimpin riset di UT Southwestern Medical Centre’s Center for Depresion Research and Clinical Care, Rabu ( 29/3 ), tes darah mengukur jenis tertentu level protein sebagai alat diagnosis. Selama ini, pilihan terapi miturut hasil kuesioner pada pasien. Pengukuran level C-reactive protein ( CRP ) pasien lewat tes darah membantu dokter meresepkan obat lebih efektif.

Pengujian kadar CRP dalam darah dapat membantu mengidentifikasi pengobatan antidepresan yang paling efektif. Foto : SinobadZ / Istock.com
Pada riset terbaru yang dipublikasikan di Psyhoneuroendocrinology, diukur tingkat remisi lebih dari 100 pasien depresi yang diresepkan escitalopram sendiri atau kombinasi escitalopram dan bupropion. Hasilnya, ada korelasi kuat CRP dan rejimen obat dalam mengatasi gejala.
Sumber : Kilas Iptek / Science Daily / EVY.
Tinggalkan Balasan