Pasien fibrosis paru idiopatik ( IPF ) kini memiliki harapan baru pada obat yang dikembangkan terinspirasi dari sistem kekebalan tubuh ikan hiu. Obat bernama AS-114 itu dikembangkan periset di Melbourne’s La Trobe University dan perusahaan bioteknologi, AdAlta. Mick Foley, peneliti dari La Tobe Institute for Molecular Sciency, Senin ( 30/1 ), menyatakan, pada pengujian awal, obat itu berhasil melawan sel penyebab Fibrosis dengan membentuk protein serupa antibodi pada hiu. ” Molekul obat membunuh sel yang menyebabkan fibrosis, ” ujarnya.

HRCT dari stadium lanjut fibrosis paru, menunjukkan kekeruhan retikuler mirip sarang lebah. Lingkungan atau pekerjaan yang membuat seseorang terpapar zat beracun atau sumber polusi dalam jangka panjang juga dapat membahayakan paru-parunya.

Seorang penderita fibrosis paru akan mengalami kesulitan bernapas diakibatkan kondisi yang terjadi pada paru-parunya tersebut. Kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, namun penyebabnya yang sesungguhnya masih belum diketahui hingga kini sehingga penyakit ini biasa disebut juga dengan fibrosis paru idiopatik.

Penyakit IPF menyebabkan luka di jaringan paru sehingga mengganggu pernapasan. Gejalanya berupa sesak napas, terutama saat berolahraga, yang bertahap kian buruk dan batuk kering menetap. Sejauh ini tak ada obat khusus untuk mengatasi gejala dan menghambat progresivitas IPF.

Sumber : Kilas Iptek / BBC / ADH.