Hati-hati membandingkan perilaku diri dengan orang lain di Facebook. Hal itu memicu depresi. Demikian riset kajian jejaring sosial dengan depresi oleh David Baker dan Dr Guillermo Perez Algorta dari The Lancester University, Inggris, Senin ( 28/11 ).

Studi di 14 negara melibatkan 35.000 partisipan usia 15-88 tahun. Ada 1,8 miliar penduduk di jejaring sosial dunia, lebih dari 1 miliar di antaranya pengguna aktif Facebook.

Awal tahun ini, sebuah kelompok dokter di AS memperingatkan bahwa para remaja dapat menjadi begitu terobsesi dengan Facebook dan mengorbankan kesehatannya. American Academy of Pediatri menyatakan anak-anak yang diabaikan di situs jejaring sosial akan lebih tertekan daripada diabaikan dalam kehidupan nyata.

Awal tahun ini, sebuah kelompok dokter di AS memperingatkan bahwa para remaja dapat menjadi begitu terobsesi dengan Facebook dan mengorbankan kesehatannya. American Academy of Pediatri menyatakan anak-anak yang diabaikan di situs jejaring sosial akan lebih tertekan daripada diabaikan dalam kehidupan nyata.

Akademi Dokter Spesialis Anak Amerika tahun 2011 menyatakan, depresi terkait Facebook terjadi saat remaja menghabiskan banyak waktu di media sosial. Pengguna Facebook berisiko depresi akibat sibuk mengamati orang lain dan memperbarui status negatif sehingga terlalu memikirkan itu.

Sumber : Kilas Iptek / Science Daily / EVY.