Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat ( CDC ), dalam Laporan Mingguan Kesakitan dan Kematian, Jumat ( 26/2 ), menyatakan ada 9 kasus penularan virus zika pada perempuan hamil di AS setelah bepergian ke area terjangkit zika. Badan itu menginvestigasi 10 laporan lain terkait dugaan kasus serupa. Dari 9 kasus itu, semuanya terkonfirmasi mengalami minimal 1 dari 4 gejala zika, yaitu demam, ruam, mata merah, dan nyeri sendi, tetapi tak ada yang dirawat di rumah sakit.

Virus Zika pertama kali diidentifikasi di Uganda pada tahun 1947 pada monyet rhesus . Sejak itu, perlahan-lahan bergerak melintasi Afrika ke Asia , menyebar dengan dua spesies nyamuk , Aedes aegypti terutama dan Aedes albopictus . Nyamuk ini juga dapat menyebar demam berdarah , chikungunya , atau demam kuning . Mereka didistribusikan secara luas di seluruh Amerika Utara dan Selatan dan Karibia di iklim tropis dan sub – tropis . The albopictus juga ditemukan di iklim sedang , termasuk bagian timur AS .
Enam perempuan dilaporkan mengalami gejala pada trimester pertama kehamilan, dua diantaranya memilih menghentikan kehamilan. ” Kami tak tahu alasan keputusan itu diambil, tetapi ketidaknormalan otak tampak dari hasil ultrasonografi dan MRI ( Pencitraan resonansi magnetik ), ” kata pejabat medis CDC yang iktu tim respons zika, Denise Jamieson. Sementara satu bayi lahir dengan mikrosefalus berat atau gangguan perkembangan otak dengan ukuran kepala kecil.
Sumber : Kilas Iptek / CNN / JOG.
Tinggalkan Balasan