Gejala umum sejumlah gangguan psikiatri, termasuk depresi dan skizofrenia, adalah anhedonia atau ketidakmampuan merasakan kesenangan saat beraktivitas, yang dalam kondisi normal seharusnya menyenangkan. Selama ini, bagian otak pemicu anhedonia belum diketahui. Riset sebelumnya menyebut, anhedonia terkait bagian otak di belakang dahi yang disebut korteks prefontal medial ( KPM ) yang berfungsi berpikir tentang diri dan orang lain, serta mengorganisasikan informasi.

Depresi secara langsung berdampak pada otak manusia. Jika Anda pernah mengalami depresi, tentunya Anda mengetahui bahwa depresi sama seperti menahan beban berat di dada dan otak. Fungsi otak Anda menjadi tak maksimal dan bisa membuat seseorang tak fokus pada pekerjaan. Ilustrasi depresi. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/MitarArt

Depresi secara langsung berdampak pada otak manusia. Jika Anda pernah mengalami depresi, tentunya Anda mengetahui bahwa depresi sama seperti menahan beban berat di dada dan otak. Fungsi otak Anda menjadi tak maksimal dan bisa membuat seseorang tak fokus pada pekerjaan. Ilustrasi depresi. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/MitarArt.

Penelitian asli neorosains dan psikiater dari Universitas Stanford, Amerika Serikat, Karl Deisseroth yang dipublikasikan di jurnal Science, Jumat ( 1/1 ), menemukan saat KPM tikus yang sudah dimodifikasi genetikanya dirangsang cahaya. Tikus kehilangan rujukan terhadap air gula yang normalnya pasti lebih enek dari air biasa dan jadi kurang bersosialisasi.

Kedua hal itu gejala anhedonia. Stimulasi itu juga memperkuat koneksi dengan bagian otak lain, korteks orbital dan striatum ventral yang berhubungan dengan respons terhadap penghargaan atau imbalan. ” Eksperimen dengan peningkatan rangsangan di korteks prefrontal, seperti kondisi pada penderita depresi dan skizofrenia, mengendalikan sistem imbalan dan mendorong perilaku, ” kata Kart.

Sumber : Kilas Iptek / Livescience / MZW / ICH.