Silvia Hohaus, warga Berlin, Jerman, menghabiskan waktu berjam-jam mencari paket berisi abu jenazah ayahnya. Tindakan ini Silvia lakukan karena paket berharga itu tak juga kunjung datang diantarkan ke gereja, tempat upacara pemakaman berlangsung. Paket itu begitu berharga di mata Silvia sebagai anak yang patuh kepada ayahnya, maka penantian Silvia atas kedatangan paket abu jenazah begitu mencekam.
Pasalnya kurir yang telah mengantarkan paket berisi abu jenazah ayah Silvia setiba di gereja tak menjumpai seorang pun di gereja yang dia tuju. Miturut Hohaus, si kurir dari perusahaan DHL lalu meninggalkan begitu saja paket tersebut. Ia meletakkan paket itu di salah satu toko kelontong di daerah itu.

Silvia Hohaus akhirnya menemukan kembali abu jenazah ayahnya setelah pencarian tanpa kenal lelah di sebuah toko kelontong.
Entah karena lupa atau karena suatu hal, si kurir tak memberi tahu Hohaus nama dan alamat toko tersebut. Akibatnya, Hohaus pun kalang kabut, cemas, dan seabrek perasaan gundah gulana mencari toko tempat paket itu dialamatkan. Dari toko ke toko Hohaus mencari tanpa kenal lelah.
Ahirnya perjuangan Hohaus mencari paket istimewa itu pun berhasil dituntaskan, setelah dia menemukan paket itu di belakang setumpuk kardus di sebuah toko. Pihak DHL membela tindakan anggota stafnya. ” Tak ada yang salah, ” katanya enteng. Kurirnya sudah dua kali berusaha mengantarkan paket itu ke gereja, tetapi tak ada siapa-siapa di gereja itu, kata Anke Bilenn.
Reuters / DHF.
Tinggalkan Balasan