Setiap wanita dewasa tentu membayangkan dirinya bakal menjadi ibu jika kelak menikah. Mendapatkan pasangan yang sesuai dengan idamannya lalu menikah dan mendapatkan anak. Itulah barangkali cita-cita setiap wanita, ingin menjadi ibu rumah tangga sekaligus mengembangkan karier jika dirinya kelak bekerja.

Itulah yang terjadi pada diri setiap wanita Jepang saat ini. Satu dari tiga perempuan muda Jepang ingin menikah dan menjadi ibu rumah tangga. Hal ini terungkap dalam survei Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang di tengah upaya Pemerintah Jepang meningkatkan partisipasi perempuan untuk bekerja.

Perempuan-perempuan belia Jepang bersantai setelah mengikuti upacara Seijin no hi (Hari Menjadi Dewasa) alias Seijin shiki di Shizuoka Convention & Arts Center (Granship), 3 Januari 2006. TEMPO/Abdi Purnomo

Perempuan-perempuan belia Jepang bersantai setelah mengikuti upacara Seijin no hi (Hari Menjadi Dewasa) alias Seijin shiki di Shizuoka Convention & Arts Center (Granship). TEMPO/Abdi Purnomo

Jajak pendapat pada 3.000 responden berusia 15 – 39 tahun menemukan, 34 persen perempuan tak mau lagi bekerja setelah menikah. Di sisi lain, hanya 38 persen perempuan yang tak mau menjadi ibu rumah tangga purnawaktu. Sisanya tak punya pendapat jelas.

Uniknya, para calon suami tak sepakat dengan keinginan mereka. Hanya satu dari lima pria muda usia atau 20 persen yang ingin istri mereka nanti benar-benar diam di rumah dan tak bekerja.

AFP / WAS.