Ucapan selamat berpisah biasanya dikatakan seorang kepada sahabatnya yang hendak pergi meninggalkan tempat tinggalnya. Namun ada juga yang mengucapkan selamat berpisah untuk almamaternya karena dirinya sudah lulus dari fakultas tempat dia menimba ilmu sehingga dinyatakan lulus dengan menyandang predikat sarjana. Pada umumnya, ucapan selamat berpisah ditandai dengan perasaan haru  karena bukan tidak mungkin, apakah dia bisa menyambangi lagi tempat lamanya, jika sudah tidak ada umur lagi hidup di dunia yang fana ini.

Karena itulah ucapan perpisahan sering menimbulkan kesedihan bagi yang mengucapkan atau yang akan ditinggalkan. Lalu adakah ucapan perpisahan ditujukan kepada selain manusia, misalnya hewan kesayangan ataupun tumbuh-tumbuhan yang notabene juga ciptaan Tuhan YME ? Ada, bahkan ucapan perpisahan ini dilakukan secara masal oleh manusia dan bukan pribadi  kepada kenalannya itu.

Di sinilah timbul keharuan yang luar biasa sebab personifikasi dari yang diberi ucapan selamat berpisah adalah lima pohon ceri tua yang selamat dari hantaman tsunami sesaat setelah gempa bumi melanda Distrik Iwate, Jepang 2011 lalu. Saat itu gelombang ganas dari lautan menerjang kota Otsuchi di Distrik Iwate, Jepang yang merusakan banyak bangunan di kota itu. Begitu gelombang tsunami pergi, yang tinggal adalah reruntuhan bangunan disertai korban manusia meninggal dalam jumlah banyak.

Salah satu bangunan yang hancur adalah Sekolah Dasar Akahama, namun lima pohon ceri berusia 100 tahun yang berdiri di dekat sekolah itu selamat dari hantaman tsunami. Bahkan kelima pohon itu tetap berbunga hingga saat ini. Karena akan ada pembangunan kawasan baru di bekas lokasi bencana, maka SD Akahama di Otsuchi akan diruntuhkan berikut penebangan lima pohon ceri berusia 100 tahun di kawasan itu.

Images pohon ceri tua tengah berbunga di kawasan photo by John Harvey

Images pohon ceri tua tengah berbunga di kawasan Otsuchi. Photo by John Harvey

Sebagai salam perpisahan kepada kelima pohon ceri tua itu, maka pertengahan pekan ini, sebanyak 2oo orang berkumpul di halaman sekolah dasar itu. Di sini warga berkumpul menyaksikan kelima pohon ceri tua yang tengah berbunga untuk terakhir kali. Harian Asahi Shimbun memberitakan dari Otsuchi ( 26/4 ), di lokasi itu akan dibangun komplek pemukiman baru sehingga kelima pohon tua itu akan ditebang.

Yang sangat disayangkan kenapa pemerintah distrik Iwate tidak melestarikan kelima pohon itu? Toh pembangunan komplek pemukiman baru bisa digeser sedikit menjauh dari lokasi kelima pohon ceri itu, sehingga pohon ceri tua masih bisa dilestarikan keberadaannya untuk generasi Jepang mendatang. Warga Otsuchi tidak berdaya melawan kebijakan pemerintah distrik Iwate, sebagai gantinya warga berencana menanam pohon ceri  baru di sepanjang jalan-jalan kota itu. ( Reuters ).