Aktivitas vulkanik Gunung Ijen di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur terus meningkat sejak statusnya ditingkatkan menjadi waspada pada 15 Desember. Sabtu ( 17/12 ) siang, warna air di kawah sudah berubah dari hijau menjadi putih dan berbuih. Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Ijen Bambang Heri Purwanto, yang ditemui seusai memeriksa kawah Ijen, Sabtu mengatakan, kondisi di kawah Ijen jauh berubah dibandingkan dengan hasil pengamatan pada 14 Desember.
” Saat itu warna air di kawah masih hijau, tetapi hari ini ( Sabtu ) warna airnya berubah menjadi putih berbuih dan banyak gelembung air yang merata di permukaan air. Ada juga suara gemericik air yang terdengar jelas, ” kata Bambang. Selain perubahan warna, kandungan gas berbahaya juga dirasakan meningkat. Saat berdiri di dekat kawah, menurut Bambang dirinya tiba-tiba merasa pusing sehingga segera naik ke lokasi yang lebih tinggi.
Kawanan burung sriti yang biasanya banyak ditemukan di kawah tersebut sudah tidak tampak lagi. Melihat perubahan kondisi di kawasan kawah, Bambang yang semula ingin mengukur temperatur kawah Ijen terpaksa mengurungkan niat. ” Saya tidak berani masuk lebih dekat ke kawah. Perubahan kondisi itu menunjukkan bahwa peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Ijen sudah semakin jelas, ” ujarnya.
Status Gunung Ijen dinaikkan dari normal menjadi waspada sejak 15 Desember. Keputusan itu didasarkan pada meningkatnya aktivitas gempa vulkanik pada gunung setinggi 2.386 meter di atas permukaan laut itu.
Peningkatan aktivitas Ijen dikhawatirkan memicu munculnya letusan freatik, semburan lumpur, ataupun keluarnya gas berbahaya. Oleh karena itu, aktivitas penambangan belerang dan pariwisata hingga radius 1,5 kilometer dari kawah Gunung Ijen ditutup, sampai batas waktu yang belum diputuskan.
” Penutupan ini semata-mata demi menjaga keamanan dan keselamatan wisatawan dan pekerja di penambangan belerang. Jika kondisi sudah normal , kami akan buka kembali, ” kata Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III Ir. Sunandar Trigunajasa kepada Kompas di Jember, Jawa Timur.

Dengan linggis belerang yang sudah membatu dibongkar dan dipecahkan menjadi beberapa bagian. Asap belerang berhamburan menerpa wajah penambang.
Larangan tersebut tertuang dalam surat edaran Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Timur. Surat edaran telah dikirim ke berbagai instansi di Bondowoso dan Banyuwangi sebagai pemberitahuan untuk melarang warganya atau wisatawan naik ke kawah Ijen.
Berdasarkan pantauan di lapangan, saat ini Badan Koordinasi Sumber Daya Alam telah memasang larangan mendekati kawah Gunung Ijen di Pos Paltuding. Sejumlah rombongan wisatawan yang bermaksud mendaki ke kawah pada Sabtu lalu pun hanya diperbolehkan sampai di pos yang berjarak sekitar 3 kilometer dari kawah Ijen.

Belerang seberat rata-rata 80 kilogram dalam dua keranjang dipikul menaiki tebing kaldera kawah Ijen.

Penambang belerang mulai turun dari bibir kawah Ijen menuruni lereng gunung menuju pos penimbangan belerang di pos Bunder.
Selama ini kawah Ijen dikunjungi banyak wisatawan asing terutama dari Perancis. Jika kondisi kawah Ijen dalam keadaan normal, para wisatawan dapat turun ke kaldera sambil melihat aktivitas penambangan belerang di pinggir danau kawah yang berwarna hijau toksa.
Keindahan kawah Gunung Ijen sudah banyak didokumentasikan oleh pembuat film dokumenter luar negeri juga dalam negeri ke dalam dokumentasi video dan pita seluloid film 16 mm. Melalui tayangan dokumenter inilah kawah Ijen dikenal hingga mancanegara.
Sumber : Kompas/Sir/Ara. Foto by Archiaston Musamma Family.
Des 25, 2011 @ 11:06:41
kasihan para penambang blerang, mayoritas mereka mengambil blerang untuk kebutuhan hidup.
semoga cepat normal kembali…
Des 26, 2011 @ 05:10:34
Kalau Mas bisa datang sendiri ke Kawah Ijen sambil melihat bagaimana para penambang itu bekerja, hati akan miris, trenyuh untuk perjuangan berat mencari makan untuk keluarga bagi para penambang. Mereka kerja setiap hari naik, turun Kawah Ijen sambil memanggul belerang yang cukup berat dipikul.
Des 26, 2011 @ 05:10:34
Kalau Mas bisa datang sendiri ke Kawah Ijen sambil melihat bagaimana para penambang itu bekerja, hati akan miris, trenyuh untuk perjuangan berat mencari makan untuk keluarga bagi para penambang. Mereka kerja setiap hari naik, turun Kawah Ijen sambil memanggul belerang yang cukup berat dipikul.
Des 19, 2011 @ 11:23:24
kami sdh beberapa kali lihat tayangan ttg penambang belerang ini mbak, nggak tega, kasihan sama mereka 😦
Des 19, 2011 @ 22:57:38
Waktu aku 2 kali meliput kegiatan ini, sedih melihat kenyataan ini. Mereka bekerja keras, naik gunung, masuk kaldera menambang belerang. Naik dinding kaldera membawa belerang dengan berat kurang dari 1 kwintal, lalu turun gunung. Hasilnya tidak seberapa, tetapi perjuangan untuk hidup itulah yang aku salut. Kerja keras halal demi periuk keluarga.
Film dokumenter Kawah Ijen pernah dibuat oleh tim televisi Perancis setelah kedatangan saya pertama kali ke sana tahun 1989. Itulah yang ditayangkan untuk pemirsa dunia.
Okt 31, 2012 @ 14:31:49
Aku juga merasa tak tega melihat orang penambang apalagi yang sudah tua seperti teman aku yang bernama pak agus umurnya sudah 60an masih bekerja berat seperti itu demi keluarga dan cucunya yang masih balita, mari kita doakan semoga Tuhan memberikan kekuatan untuk mereka mereka itu.
Nov 02, 2012 @ 03:22:44
Dua kali saya berkunjung langsung ke dalam kawah Ijen,memang trenyuh melihat kehidupan beliau yang sudah tua dan teman-teman penambang, tapi masih bekerja keras memanggul belerang keluar dari kawah Ijen. Lebih mulia demikian daripada meminta-minta di jalan. Salam……